BRIGADE Podcast baru-baru ini menghadirkan kesaksian eksklusif dari Mayor Jenderal TNI (Purn.) TB Hasanudin. Sosok yang kala itu menjabat sebagai ajudan Wakil Presiden BJ Habibie ini membuka cerita krusial dalam sejarah bangsa, tepatnya saat transisi kepemimpinan tahun 1998. Dalam perbincangan mendalam, Kang TB, sapaan akrabnya, membeberkan serangkaian peristiwa menegangkan, mulai dari gestur dingin Presiden RI Ke 2 Soeharto hingga ancaman keamanan yang membayangi Habibie.
Gestur Dingin Soeharto dan Rapat Tanpa Habibie
Salah satu sorotan utama dalam penuturan Kang TB adalah momen kedatangan Presiden Soeharto dari kunjungan di Mesir. Alih-alih menyambut hangat kedatangan wakilnya, Habibie, di tangga pesawat, Soeharto justru langsung menuju mobil dinasnya. “Tanpa salaman. Tanpa menyalami Pak Habibie,” ungkap Kang TB, mengisyaratkan adanya atmosfer yang kurang harmonis di antara keduanya.
Kejanggalan tak berhenti di situ. Pada pagi harinya, sebuah rapat penting digelar di kediaman Pak Harto di Cendana. Namun, Habibie, yang notabene adalah wakil presiden, tidak mendapatkan undangan. “Saya lapor sama Pak Habibie, ‘Pak, menurut informasi ada rapat di kediaman Pak Harto. Saya tidak diundang, kami tidak dapat undangan’,” tutur Kang TB, menggambarkan kebingungan dan keterkejutan saat itu.
Malam Menjelang Pelantikan dan Ancaman Mengerikan
Malam tanggal 20 Mei 1998 menjadi malam yang krusial. Kang TB menerima telepon dari ajudan Pak Harto yang mengabarkan rencana pelantikan Habibie keesokan harinya. Persiapan kilat pun dilakukan. Namun, di balik persiapan seremonial, ancaman serius terhadap keamanan Habibie justru mengemuka.
Informasi intelijen dari Kepala Bakin, ZA Maulani, kala itu menyebutkan adanya potensi percobaan peracunan terhadap Habibie. “Ada apa, Jenderal? Begini, ‘Pak Habibi, mau diracun’,” kata Kang TB menirukan percakapannya. Tak hanya itu, ancaman pergerakan “pasukan liar” juga diterima, membuat Kang TB mengambil langkah-langkah pengamanan ekstra, termasuk tidur di depan kamar Habibie dengan senjata AK-47. “Maksud saya kalau ada pasukan liar paling tidak ngelangkahi saya dulu lah,” tegasnya.
Sisi Humanis Habibie di Tengah Krisis
Di tengah pusaran krisis politik dan ancaman keamanan, Kang TB juga menyoroti sisi humanis Habibie, terutama hubungannya yang erat dengan sang istri, Ainun Habibie. Ia menggambarkan Ainun sebagai sosok yang salehah dan menjadi sumber kekuatan bagi Habibie. Kebiasaan Habibie untuk selalu meminum kopi buatan Ainun setiap pagi, bahkan rela kembali ke kediaman hanya untuk itu, menjadi simbol cinta dan keterikatan yang mendalam di antara keduanya.
Potret Penting Transisi 1998
Kesaksian eksklusif Kang TB Hasanudin dalam BRIGADE Podcast memberikan gambaran yang lebih utuh dan mendalam mengenai situasi genting di balik transisi kepemimpinan tahun 1998. Sikap dingin Soeharto, ancaman keamanan yang membayangi Habibie, hingga dinamika pertemuan dengan Prabowo menjadi catatan penting dalam sejarah bangsa. Pengungkapan ini tidak hanya memberikan perspektif baru, tetapi juga menjadi pengingat betapa krusialnya masa-masa tersebut bagi perjalanan Indonesia.
Artikel bersumber dari informasi video Youtube dibawah ini