InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Search
  • TENTANG
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Reading: Soeharto dari Dekat: Sisi Lain Sang Presiden yang Jarang Terekspos
Share
Font ResizerAa

InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

Font ResizerAa
  • Terkini
  • Berita
  • Budaya
  • Buku
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indepth
  • Misteri
  • Movie
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik & Militer
  • Sejarah
  • Sosial
  • Spiritual
  • Techno
  • Video
Search
  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
InDes.ID > Artikel > Soeharto dari Dekat: Sisi Lain Sang Presiden yang Jarang Terekspos
ArtikelPolitik & Militer

Soeharto dari Dekat: Sisi Lain Sang Presiden yang Jarang Terekspos

By Admin
Mei 15, 2025
Share
Gambar : Antara News
SHARE

Nama Soeharto tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang sejarah Republik Indonesia. Selama lebih dari tiga dekade memimpin negeri ini, beliau dikenal sebagai sosok yang tegas, berwibawa, dan mampu menjaga stabilitas nasional. Namun, di balik sosok yang selama ini identik dengan kekuasaan dan ketegasan, tersimpan sisi lain yang lebih personal dan humanis. Sisi ini, sebagaimana dituturkan oleh Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, membuka ruang baru dalam memahami pribadi Presiden kedua Republik Indonesia tersebut.

Contents
Lebih Dekat, Lebih ManusiawiKesederhanaan yang MengakarMasa Akhir dan Niat Mengundurkan DiriRefleksi Atas Warisan Kepemimpinan

Dalam sebuah diskusi daring, Yusril yang pernah mendampingi Soeharto pada masa-masa krusial menjelang reformasi berbagi kisah dan pengalamannya secara langsung bersama sang presiden. Kisah tersebut memperlihatkan dimensi yang berbeda dari figur Soeharto, yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Lebih Dekat, Lebih Manusiawi

Yusril mengawali penuturannya dengan menggambarkan Soeharto sebagai pribadi yang jauh dari kesan dingin dan otoriter. “Setelah berinteraksi lebih dekat, kesan saya, beliau bukanlah seorang diktator. Beliau cukup lembut, bahkan seringkali bercanda layaknya manusia biasa,” ujar Yusril dengan nada penuh penghormatan.

Kesan tersebut, menurut Yusril, muncul dari pertemuan-pertemuan yang tidak bersifat resmi, di mana Soeharto menunjukkan sisi kepribadian yang hangat, santai, dan terbuka terhadap percakapan. Pandangan ini menghadirkan warna baru dalam potret sosok pemimpin yang selama ini cenderung digambarkan dari sudut pandang kekuasaan semata. Meski demikian, Yusril tidak mengabaikan kenyataan sejarah bahwa masa kepemimpinan Soeharto diwarnai oleh berbagai kebijakan yang dianggap kontroversial. Dalam upaya menjaga stabilitas nasional, terutama pasca tragedi G30S 1965, diambil sejumlah langkah tegas seperti pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) serta pelibatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam bidang sipil dan pemerintahan.

“Dalam mencapai tujuan tertentu, terkadang diambil langkah-langkah yang mungkin dirasa kurang demokratis,” kata Yusril dengan sikap bijak. Ia menekankan bahwa keputusan-keputusan tersebut harus dilihat dalam konteks zaman, di mana kondisi sosial-politik sangat berbeda dibandingkan era reformasi atau masa kini.

Salah satu tonggak penting yang diingat adalah pelaksanaan pemilu pertama di masa Orde Baru pada tahun 1971. Walaupun masih jauh dari sempurna, pemilu tersebut menjadi langkah awal dalam mewujudkan tata kelola negara yang lebih terbuka dan partisipatif.

Kesederhanaan yang Mengakar

Salah satu aspek menarik dari penuturan Yusril adalah gambaran tentang kesederhanaan Soeharto dalam kehidupan sehari-hari. Di luar sorotan publik dan formalitas protokoler, Soeharto dikenal sebagai pribadi yang tidak berlebihan dalam gaya hidup.

Yusril mengenang sebuah momen saat berkunjung ke kediaman pribadi Soeharto. “Beliau sangat sederhana. Di rumah, seringkali hanya mengenakan kaus dan sarung. Bahkan, dalam menjamu tamu, beliau kerap menyuguhkan makanan ringan seperti Pop Mie,” ungkap Yusril.

Pengalaman ini menjadi kontras dengan berbagai tudingan soal gaya hidup mewah dan isu korupsi yang kerap menghampiri masa akhir kekuasaan Soeharto. Menurut Yusril, hingga kini tuduhan tersebut belum pernah dibuktikan secara hukum. Ia mengajak publik untuk tidak mengabaikan sisi kemanusiaan seorang pemimpin, meskipun tetap kritis terhadap perjalanan sejarah yang telah dilaluinya.

Masa Akhir dan Niat Mengundurkan Diri

Menjelang akhir masa kepemimpinannya, Soeharto disebut mulai menunjukkan sikap yang lebih terbuka terhadap aspirasi umat Islam dan proses demokratisasi yang lebih luas. Yusril mengungkapkan bahwa pada tahun 1997, Soeharto sesungguhnya telah berniat mengundurkan diri. Namun dinamika politik dan tekanan dari berbagai pihak membuat langkah tersebut sulit direalisasikan saat itu.

Hingga akhirnya, pada Mei 1998, gelombang reformasi yang dibarengi krisis ekonomi nasional membawa perubahan besar dalam konstelasi politik Indonesia. Soeharto pun resmi menyatakan pengunduran dirinya, mengakhiri era Orde Baru yang telah berlangsung selama 32 tahun.

Refleksi Atas Warisan Kepemimpinan

Kisah yang dituturkan Yusril bukan sekadar nostalgia, melainkan ajakan untuk melihat sejarah secara lebih utuh dan manusiawi. Di balik keputusan-keputusan yang berdampak besar, terdapat pergulatan batin, kerendahan hati, dan niat baik yang mungkin tidak selalu tampak dari luar.

Warisan kepemimpinan Soeharto tentu akan terus menjadi bahan perdebatan dan kajian. Namun melalui narasi yang lebih personal dan jujur seperti ini, publik diberi ruang untuk merenungi bahwa pemimpin, betapapun kuatnya, tetaplah manusia yang tak lepas dari dilema, keterbatasan, dan pilihan-pilihan sulit.

Soeharto dari dekat, sebagaimana dilihat oleh Yusril Ihza Mahendra, menghadirkan potret lain dari seorang kepala negara. Potret yang memperlihatkan kelembutan di balik ketegasan, kesederhanaan di balik kuasa, dan sisi kemanusiaan di balik sejarah yang besar.

Artikel ini disarikan dari Video Youtube Pinter Politik dengan judul : Kisah Soeharto: Dari Pop Mie Hingga Rumah Bocor | Historiografi #2 with Yusril Ihza Mahendra

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Surprise0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Cry0
Embarrass0
Joy0
Shy0
Previous Article Transisi Kekuasaan 1998: Cerita TB Hasanudin Soal Ancaman & Sikap Soeharto
Next Article Paradoks Utopia: Ketika Kemudahan Justru Merenggut Kebahagiaan Sejati
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Artikel Berita
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Artikel Berita
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Artikel Berita
Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global
Artikel Misteri

Trending

Stay Connected

5.8kLike
4kFollow
571Subscribe
678Follow

You Might also Like

ArtikelSosial

Paradoks Utopia: Ketika Kemudahan Justru Merenggut Kebahagiaan Sejati

Mei 15, 2025
ArtikelPolitik & Militer

Transisi Kekuasaan 1998: Cerita TB Hasanudin Soal Ancaman & Sikap Soeharto

Mei 15, 2025
Dua Era, Dua Gaya: Kisah Perjalanan Indonesia di Masa Orde Lama dan Orde Baru
ArtikelPolitik & Militer

Dua Era, Dua Gaya: Kisah Perjalanan Indonesia di Masa Orde Lama dan Orde Baru

Mei 14, 2025
ArtikelPolitik & Militer

Menelisik Dunia Intelijen: Mata dan Telinga yang Bekerja dalam Senyap

Mei 14, 2025
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?