Menemukan Kembali Api Pancasila Melalui Pidato-Pidato Bung Karno

Pengumpulan 12 (dua belas) pidato Sukarno atau Bung karno yang dilakukan Direktorat Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Deputi Bidang Pengkajian dan Materi, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini sangat menarik, bukan hanya karena menyajikan gagasangagasan utuh Bung Karno tentang Pancasila tetapi juga karena menampilkan fakta bahwa beliau tidak menciptakan Pancasila, namun menggalinya dari tradisi-tradisi yang hidup di Indonesia.

“Aku,” kata Bung Karno kepada Cindy Adams dalam bukunya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, “tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.”

Pernyataan di atas dalam pandangan saya, menunjukkan kerendahhatian seorang Bapak Pendiri Bangsa, Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia dan peng gagas dasar negara Indonesia. Sejarah memperlihatkan bagaimana seorang Sukarno telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sejak muda usia dan memikirkan dasar-dasar negara, bahkan ketika berada di pengasingan seperti di Ende, Nusa Tenggara Timur.

Melalui kumpulan pidato ini, kita dapat melihat konsistensi Bung Karno dalam merumuskan Pancasila sebagai Philosophisce Grondslag sejak pidato 1 Juni 1945. Dalam pidato tersebut, ia menyebut istilah “Philosophisce Grondslag” sebanyak 4 (empat) kali plus 1 (satu) kali menggunakan istilah “filosifische principe”. Dalam pandangan Bung Karno, Pancasila sebagai Philosophisce Grondslag adalah sebuah fundamental, filosofis, pikiran yang ada di lubuk hati yang paling dalam untuk di atasnya didirikan sebuah gedung yang bernama Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.

Selanjutnya kita juga dapat melihat pandangan Bung Karno tentang Pancasila sebagai “Weltanschauung” (pandangan dunia). Dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno menyebut istilah “Weltanschauung” sebanyak 31 (tiga puluh satu) kali. Memang dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno tidak menyebutkan definisi Weltanschauung secara eksplisit. Bung Karno hanya menyebutkan bahwa di atas fundamen Pancasila inilah didirikan Negara Indonesia “merdeka dan kekal abadi”. Jerman punya Nazisme, USSR punya Marxisme-Komunisme, Saudi Arabia punya Islam-Wahabisme, Jepang punya Tenno Koodoo Seishin, Republik Tiongkok punya San Min Chu

Selengkapnya silahkan Baca atau Download dibawah ini….