Di tengah perjalanannya yang panjang dalam dunia pemberdayaan, Ginan Wibawa, S.H.I., S.H., M.H., pernah menapaki peran yang krusial namun sering kali luput dari sorotan: sebagai seorang enumerator. Selama satu bulan penuh, tepatnya dari 1 Januari hingga 1 Februari 2017, ia bergabung dengan Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO), sebuah lembaga riset dan advokasi yang fokus pada isu-isu pemerintahan daerah, pelayanan publik, dan kebijakan publik. Periode ini menjadi sebuah pengalaman yang tidak hanya melengkapi portofolio profesionalnya, tetapi juga memberikan perspektif berharga yang menjadi fondasi kuat bagi pekerjaan-pekerjaan pemberdayaan yang ia jalani setelahnya.

Peran seorang enumerator adalah tulang punggung dari setiap penelitian berbasis data. Tugas utama mereka adalah mengumpulkan data di lapangan secara langsung, sebuah pekerjaan yang menjadi fondasi bagi setiap analisis dan kebijakan yang akan dirumuskan. Di bawah naungan PATTIRO, sebuah lembaga yang dikenal dengan riset-riset mendalamnya, Ginan tidak hanya sekadar mengisi formulir atau mencatat jawaban. Ia terlibat langsung dalam proses survei, wawancara, dan pendokumentasian informasi dari sumber-sumber primer di masyarakat. Ini adalah fase penting yang menuntut ketelitian, objektivitas, dan kemampuan membangun hubungan yang kuat dengan beragam lapisan sosial.
Pengalaman ini membekali Ginan dengan pemahaman yang lebih dalam tentang realitas di lapangan. Jika sebelumnya ia banyak berinteraksi sebagai fasilitator dan pembuat kebijakan—peran yang cenderung top-down—perannya sebagai enumerator memberinya perspektif dari sisi pengumpul data yang bekerja dari bawah ke atas (bottom-up). Ia melihat langsung bagaimana data mentah dikumpulkan, sebuah proses yang sarat tantangan, mulai dari memastikan validitas informasi, mengatasi bias responden, hingga membangun kepercayaan dengan komunitas yang beragam. Ini adalah pekerjaan yang menuntut lebih dari sekadar keahlian teknis; ia membutuhkan kemampuan sosial yang tinggi, kecerdasan emosional, dan kesabaran yang luar biasa.
Pengalaman ini melengkapi keahlian Ginan sebagai seorang akademisi dan praktisi, menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang tidak hanya piawai dalam merumuskan teori, tetapi juga kokoh dalam praktik di lapangan. Peran ini menggarisbawahi komitmennya untuk memahami permasalahan dari akarnya, memastikan bahwa setiap kebijakan atau program yang ia dukung didasarkan pada data dan fakta yang valid, bukan sekadar asumsi. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya detail, keakuratan, dan objektivitas, prinsip-prinsip yang sangat berharga dalam setiap aspek pekerjaannya.
Pada akhirnya, meskipun singkat, pengalaman sebagai enumerator di PATTIRO adalah babak penting yang membentuk profesionalisme Ginan Wibawa. Ini adalah periode yang menunjukkan kesiapannya untuk terjun langsung ke lapangan, bekerja dengan ketelitian, dan menjadikannya seorang ahli pemberdayaan yang utuh, yang tidak hanya memahami hukum dan kebijakan, tetapi juga denyut nadi kehidupan masyarakat di tingkat paling dasar.