InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Search
  • TENTANG
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Reading: Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global
Share
Font ResizerAa

InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

Font ResizerAa
  • Terkini
  • Berita
  • Budaya
  • Buku
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indepth
  • Misteri
  • Movie
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik & Militer
  • Sejarah
  • Sosial
  • Spiritual
  • Techno
  • Video
Search
  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
InDes.ID > Artikel > Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global
ArtikelMisteri

Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global

By Admin
Juni 6, 2025
Share
SHARE

Pernahkah Anda membayangkan orang yang telah meninggal dunia, kembali ke rumah Anda? Bukan sebagai arwah, melainkan dalam wujud fisik, namun dengan tatapan mata kosong, mulut berliur, dan perilaku ganjil yang membuat bulu kudok merinding. Inilah kengerian yang dialami Marna, seorang wanita dari kampung nelayan kecil di pesisir Kalimantan, saat suami dan abangnya yang telah hilang di laut, tiba-tiba muncul kembali di rumahnya pada suatu malam yang basah oleh hujan dan petir.

Contents
Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi GlobalJaringan 5G.01, Virus, dan Reset DuniaMisi Suci di Tanah Beku: Mencari Dinding PemisahRefleksi Akhir: Di Mana Batas Antara Peringatan dan Cerita?

Novel “Ekspedisi Tembok Ya’jud Ma’jud“ karya Fatiha, yang diterbitkan oleh Nyaman Media Publisher, dibuka dengan adegan horor personal yang menyentuh ketakutan terdalam kita. Namun, kisah Marna hanyalah gerbang pembuka menuju sebuah narasi yang jauh lebih besar, yang mengikat erat fiksi ilmiah, teori konspirasi, geopolitik, dan eskatologi (ilmu tentang akhir zaman) ke dalam sebuah petualangan yang memicu adrenalin sekaligus mengajak kita untuk merenung secara mendalam.

Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global

Cerita kemudian membawa kita jauh dari kampung nelayan Marna, ke sebuah tanah lapang di Thailand, 36 tahun sebelum virus melanda dunia. Di sini, kita diperkenalkan pada sebuah sekte pimpinan lelaki tua asal Indonesia bernama Mbah Goor. Mereka sedang melakukan sebuah ritual agung: “mengubur” guru mereka, Annaliese, untuk tidur panjang selama 27 tahun.

Namun, ini bukanlah ritual ilmu hitam biasa. Di sinilah novel mulai memadukan hal mistis dengan sains. Annaliese tidak hanya dimantrai, tubuhnya juga ditanami ribuan nano robot seukuran sperma manusia. Tujuannya? Untuk meregenerasi tubuhnya agar ia bangkit kembali di masa depan, bukan lagi sebagai manusia biasa, melainkan setengah jin dengan umur panjang , dan tubuh yang tetap utuh meski jantungnya telah diambil.

Kisah Annaliese, yang kemudian disebut “Inang 001”, menjadi titik awal dari sebuah wabah global. Bertahun-tahun kemudian, jasadnya yang awet muda ditemukan oleh sebuah perusahaan medis asal Perancis. Mereka menemukan bahwa tubuh Annaliese memproduksi bakteri magnetotactic—bakteri alami dalam tubuh manusia—sepuluh kali lebih banyak, yang membuat nano robot di tubuhnya tetap aktif. Inilah cikal bakal dari “Virus Yajud Majud”, sebuah penyakit yang lahir dari bakteri orang mati.

Jaringan 5G.01, Virus, dan Reset Dunia

Novel ini secara cerdas merangkai sebuah teori konspirasi yang kompleks namun disajikan dengan alur yang mudah diikuti. Seorang agen geopolitik bernama Mr. G, atau Galin, mengungkap sebuah rencana besar dari kelompok elite global yang disebut “Mistisisme”. Mereka adalah kumpulan ilmuwan dari berbagai bidang—dokter, fisikawan, bahkan ahli mistis—yang bertujuan untuk “mereset ulang” dunia.

Bagaimana caranya? Melalui kombinasi virus dan teknologi.

  • Pesan Tersembunyi: Mereka menyebarkan pesan melalui peristiwa global yang disiarkan sebagai hiburan, bukan berita, salah satunya melalui pertunjukan cahaya di langit New York yang menghitung mundur.
  • Virus sebagai Teror: Asap berwarna merah muda yang menyebar dari pertunjukan itu adalah simbolisasi dari virus yang mereka lepas untuk melumpuhkan dunia, seperti wabah Corona.
  • Vaksin Nano Robot: Setelah dunia lumpuh oleh rasa takut, mereka menawarkan solusi berupa vaksin. Namun, vaksin ini berisi nano robot yang dapat mengontrol manusia, mulai dari pikiran hingga kehendak.
  • Jaringan 5G.01: Pengendalian ini dilakukan melalui sebuah jaringan frekuensi khusus bernama 5G.01, yang dapat membuat manusia terhipnotis dan lupa waktu, menjadikan mereka mudah diperintah.

Apa yang coba disampaikan penulis melalui narasi ini adalah sebuah ajakan untuk berpikir kritis. Kita hidup di zaman di mana teknologi seperti nano robot (yang dalam dunia nyata dikembangkan untuk pengobatan) dan jaringan 5G adalah sebuah keniscayaan. Novel ini mengajak kita merenung: bagaimana jika teknologi canggih jatuh ke tangan yang salah dan digunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan kemanusiaan?

Misi Suci di Tanah Beku: Mencari Dinding Pemisah

Di tengah kekacauan global tersebut, Galin, bersama rekan-rekannya dari 34 negara Islam , memulai sebuah ekspedisi suci: mencari lokasi dinding pemisah yang dibangun oleh Nabi Dzulqarnain untuk mengurung bangsa Yajud dan Majud, sebagaimana yang telah termaktub dalam Al-Quran.

Perjalanan membawa mereka ke Verkhoyansk, Siberia, salah satu desa terdingin di muka bumi, di mana mereka menyaksikan fenomena salju hitam yang ganjil. Di sinilah petualangan mereka memasuki ranah yang lebih sureal, sebuah kota kuno yang tersembunyi di mana waktu berjalan secara aneh. Di kota ini, sebuah cangkir teh bisa tetap hangat selamanya, dan sebuah apel yang telah busuk bisa kembali segar hanya dengan memutar posisinya, seolah waktu berjalan mundur.

Rekan Galin, Bellina, menyadari bahwa mereka terjebak dalam sebuah “gerbang kehampaan waktu”, di mana setiap materi memiliki putaran waktunya sendiri, dan reset terjadi setiap 10 detik. Satu-satunya cara untuk lolos adalah menemukan “garis waktu” yang benar, sebuah konsep yang memadukan fisika modern (ruang-waktu) dengan kearifan kuno.

Refleksi Akhir: Di Mana Batas Antara Peringatan dan Cerita?

“Ekspedisi Tembok Yajud Majud” lebih dari sekadar novel petualangan. Ia adalah sebuah narasi yang menantang pembacanya untuk memikirkan kembali hubungan antara iman dan sains, antara nubuwat kuno dan teknologi masa depan. Penulis dengan berani menyandingkan kisah-kisah dalam kitab suci—seperti kisah Ashabul Kahfi , Nabi Nuh , hingga tanda-tanda akhir zaman seperti munculnya Dabbah —dengan konsep-konsep modern.

Novel ini tidak memberikan jawaban yang gamblang, melainkan melemparkan pertanyaan-pertanyaan besar kepada pembacanya:

  • Seberapa jauh kita telah bergantung pada teknologi hingga rentan untuk dikendalikan?
  • Dalam dunia yang dibanjiri informasi dan disinformasi, mampukah kita membedakan mana kebenaran dan mana “informasi palsu” yang dirancang untuk menanamkan rasa takut?
  • Dan yang terpenting, saat tanda-tanda zaman yang dinubuatkan ribuan tahun lalu terasa semakin relevan dengan kejadian-kejadian hari ini, sudah siapkah kita?

Pada akhirnya, buku ini meninggalkan kita dengan sebuah perenungan. Mungkin, dinding pemisah yang paling sulit ditembus bukanlah dinding besi dan tembaga milik Yajud dan Majud, melainkan dinding di dalam pikiran kita sendiri—dinding yang memisahkan kita dari perenungan akan hakikat keberadaan kita di alam semesta.

Pernasaran ingin membaca Novel nya ? silahkan hubungi penulis/pengarangnya KLIK DISINI

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Surprise0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Cry0
Embarrass0
Joy0
Shy0
Previous Article Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat
Next Article Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Artikel Berita
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Artikel Berita
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Artikel Berita
Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat
Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat
Berita Nasional Pendidikan

Trending

Stay Connected

5.8kLike
4kFollow
571Subscribe
678Follow

You Might also Like

ArtikelSosial

Paradoks Utopia: Ketika Kemudahan Justru Merenggut Kebahagiaan Sejati

Mei 15, 2025
ArtikelPolitik & Militer

Soeharto dari Dekat: Sisi Lain Sang Presiden yang Jarang Terekspos

Mei 15, 2025
ArtikelPolitik & Militer

Transisi Kekuasaan 1998: Cerita TB Hasanudin Soal Ancaman & Sikap Soeharto

Mei 15, 2025
Dua Era, Dua Gaya: Kisah Perjalanan Indonesia di Masa Orde Lama dan Orde Baru
ArtikelPolitik & Militer

Dua Era, Dua Gaya: Kisah Perjalanan Indonesia di Masa Orde Lama dan Orde Baru

Mei 14, 2025
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?