InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Search
  • TENTANG
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Reading: Menjawab Tantangan Pendidikan di PKBM
Share
Font ResizerAa

InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

Font ResizerAa
  • Terkini
  • Berita
  • Budaya
  • Buku
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indepth
  • Misteri
  • Movie
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik & Militer
  • Sejarah
  • Sosial
  • Spiritual
  • Techno
  • Video
Search
  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
InDes.ID > Opini > Menjawab Tantangan Pendidikan di PKBM
OpiniPendidikan

Menjawab Tantangan Pendidikan di PKBM

By Admin
Mei 15, 2025
Share
SHARE

Di sebuah ruang belajar sederhana di tepi desa, seorang tutor duduk di depan papan tulis. Ia bukan guru biasa, dan peserta didiknya pun bukan siswa pada umumnya. Mereka adalah para pekerja muda, ibu rumah tangga, dan remaja putus sekolah yang tengah berjuang meraih kembali kesempatan belajar. Di sinilah, kurikulum hidup bukan hanya sekadar teori, tetapi menjadi jembatan antara harapan dan kenyataan.

Contents
Pendidikan yang Tidak Boleh SeragamMembaca Konteks, Bukan Hanya ModulTutor Sebagai Inovator KurikulumMenjadi Jembatan HarapanKurikulum yang Membebaskan

Inilah wajah pendidikan nonformal di Indonesia. Dan di tengah semangat Merdeka Belajar, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) menjadi salah satu ujung tombak yang tak boleh diabaikan.

Kementerian Pendidikan, melalui revisi Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) 2024, mendorong semua satuan pendidikan baik formal maupun nonformal untuk menyusun kurikulum yang kontekstual dan berpihak pada peserta didik. Di PKBM, pendekatan ini bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan.

Pendidikan yang Tidak Boleh Seragam

Kurikulum nasional terlalu sering dirancang dengan asumsi bahwa semua peserta didik hidup dalam dunia yang serupa. Padahal di PKBM, realitas jauh lebih kompleks. Banyak peserta didik berstatus pekerja, orang tua, atau penyintas kemiskinan struktural. Mereka tidak datang untuk mengejar nilai, tetapi untuk memperbaiki hidup.

Karena itu, kurikulum di PKBM harus fleksibel. Ia harus memahami bahwa waktu belajar tak selalu bisa penuh. Bahwa literasi dan numerasi bisa berkembang bersamaan dengan keterampilan hidup. Dan bahwa asesmen tak selalu berbentuk ujian tertulis, tetapi bisa berupa proyek nyata yang memberi makna.

Panduan KSP 2024 menyebut kurikulum sebagai “dokumen hidup” dan di PKBM, istilah ini benar-benar terasa relevansinya. Kurikulum bukan sekadar rencana pembelajaran, tetapi alat untuk memahami dan menjawab kebutuhan peserta didik yang unik.

Membaca Konteks, Bukan Hanya Modul

Salah satu kekuatan PKBM adalah kedekatannya dengan masyarakat. Karena itu, pengembangan kurikulum tidak bisa lepas dari potensi dan masalah lokal. Di satu daerah, program literasi keuangan untuk ibu-ibu rumah tangga bisa menjadi bagian kurikulum. Di tempat lain, pelatihan pertanian organik atau UMKM bisa dijadikan proyek pembelajaran.

Dengan pendekatan ini, projek penguatan Profil Pelajar Pancasila atau apalah namanya tidak berhenti di ruang kelas, tetapi benar-benar hadir dalam kehidupan nyata. Peserta didik belajar tidak hanya untuk lulus ujian, tetapi untuk memperbaiki kualitas hidup mereka dan komunitas di sekitarnya.

Kurikulum seperti ini tidak bisa datang dari pusat. Ia harus tumbuh dari bawah dari pengalaman tutor, dari cerita peserta didik, dan dari pengamatan atas tantangan sosial yang mereka hadapi.

Tutor Sebagai Inovator Kurikulum

Jika di sekolah formal guru sering terikat dengan struktur dan regulasi yang kaku, maka di PKBM, tutor adalah fasilitator dan inovator. Mereka bukan hanya menyampaikan materi, tetapi juga membimbing, merancang pendekatan yang sesuai, bahkan menyesuaikan waktu dan bentuk pembelajaran.

Namun, peran ini tidak ringan. Banyak tutor di PKBM belum mendapatkan pelatihan pengembangan kurikulum yang memadai. Di sinilah peran pemerintah daerah dan lembaga pendamping harus diperkuat. Panduan seperti KSP 2024 hanya akan efektif jika diterjemahkan dalam pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.

Menjadi Jembatan Harapan

Di banyak tempat, PKBM adalah satu-satunya pintu masuk pendidikan bagi mereka yang tersisih dari sistem formal. Karena itu, kurikulum di PKBM bukan sekadar soal struktur dan konten, tetapi soal nilai kemanusiaan, pemberdayaan dan keterampilan.

Jika kurikulum berhasil dihidupkan di PKBM, ia bukan hanya akan mencetak lulusan dengan ijazah. Ia akan mencetak warga negara yang lebih berdaya, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi dunia yang terus berubah.

Kurikulum yang Membebaskan

Kurikulum pendidikan nonformal tidak boleh menjiplak sistem formal secara mentah. Ia harus menjawab realitas, bukan menciptakan tuntutan baru. Panduan KSP 2024 telah membuka pintu bagi pendekatan yang lebih fleksibel, reflektif, dan kontekstual.

Namun perubahan sejati baru akan terjadi jika kita benar-benar mendengarkan suara dari lapangan dari tutor, peserta didik, dan komunitas yang menjadi nadi pendidikan nonformal. Karena di PKBM, kurikulum yang bermakna bukan yang tersusun rapi di atas kertas, tetapi yang tumbuh dari kehidupan.

Oleh: Asep Jazuli

TAGGED:kurikulum merdekapendidikanpkbmsekolahsiswa
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Surprise0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Cry0
Embarrass0
Joy0
Shy0
Previous Article Paradoks Utopia: Ketika Kemudahan Justru Merenggut Kebahagiaan Sejati
Next Article Menyusun Kurikulum dengan Otak, Melaksanakannya dengan Nyali
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Artikel Berita
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Artikel Berita
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Artikel Berita
Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global
Artikel Misteri

Trending

Stay Connected

5.8kLike
4kFollow
571Subscribe
678Follow

You Might also Like

Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat
BeritaNasionalPendidikan

Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat

Juni 6, 2025
Opini

Ekonomi Pancasila: Lebih dari Sekadar Slogan, Sebuah Peta Jalan Menuju Kesejahteraan

Juni 6, 2025
Barak Militer ala Dedi Mulyadi
Opini

Barak Militer ala Dedi Mulyadi

Mei 25, 2025
OpiniPendidikan

Menyusun Kurikulum dengan Otak, Melaksanakannya dengan Nyali

Mei 15, 2025
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?