InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Search
  • TENTANG
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Reading: Gapura Panca Waluya: Ikhtiar Baru Pendidikan Holistik di Jawa Barat
Share
Font ResizerAa

InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

Font ResizerAa
  • Terkini
  • Berita
  • Budaya
  • Buku
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indepth
  • Misteri
  • Movie
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik & Militer
  • Sejarah
  • Sosial
  • Spiritual
  • Techno
  • Video
Search
  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
InDes.ID > Opini > Gapura Panca Waluya: Ikhtiar Baru Pendidikan Holistik di Jawa Barat
Gapura Panca Waluya: Ikhtiar Baru Pendidikan Holistik di Jawa Barat
OpiniPendidikan

Gapura Panca Waluya: Ikhtiar Baru Pendidikan Holistik di Jawa Barat

By Admin
Mei 13, 2025
Share
9 langkah strategis untuk pendidikan Jawa Barat! Wujudkan generasi Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer! Efisiensi biaya, inovasi, dan karakter kuat! (Instagram/@disdikjabar)
SHARE

Di tengah dinamika dan tantangan besar dunia pendidikan saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat hadir dengan sebuah terobosan strategis: konsep Gapura Panca Waluya. Gagasan ini tidak hanya menjadi visi, tetapi dituangkan secara konkret dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 43/PK.03.04/KESRA, yang ditandatangani Gubernur Dedi Mulyadi pada 2 Mei 2025. Surat tersebut ditujukan kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Jawa Barat—bupati/wali kota, Kepala Dinas Pendidikan, serta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama.

Contents
Lima Pilar Pembangunan Manusia SeutuhnyaRefleksi Kritis dan Solusi Jangka PanjangMenjadi Gerbang Menuju Pendidikan yang Membebaskan dan Memanusiakan

Konsep ini merepresentasikan pendidikan yang membumi dan menyatu dengan nilai-nilai Islam, ilmu pengetahuan modern, serta kearifan lokal Sunda. Ia adalah bentuk aktualisasi dari prinsip pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 “mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Lima Pilar Pembangunan Manusia Seutuhnya

Gapura Panca Waluya adalah akronim dari lima prinsip mendasar:

  1. Cageur – menciptakan peserta didik yang sehat jasmani dan rohani. Pendidikan yang optimal tidak dapat berlangsung jika anak terhambat secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, kesehatan menjadi fondasi utama.
  2. Bageur – menanamkan akhlak mulia, kejujuran, kesopanan, dan rasa hormat terhadap sesama. Di era digital yang penuh disrupsi moral, nilai-nilai ini bukan sekadar hiasan, tetapi kebutuhan.
  3. Bener – membentuk sikap hidup yang menjunjung tinggi integritas, disiplin, dan tanggung jawab. Ini sangat relevan dalam membentuk generasi yang siap menjadi pemimpin masa depan.
  4. Pinter – mendorong kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan, termasuk kemajuan teknologi dan digitalisasi.
  5. Singer – membekali peserta didik dengan keterampilan hidup nyata dan etos kerja tinggi agar mampu bersaing secara global tanpa kehilangan jati diri.

Untuk menjembatani nilai-nilai ideal ini ke dalam praktik nyata, Gubernur Jawa Barat merumuskan 9 langkah strategis yang menjadi panduan implementasi bagi seluruh sekolah di Jawa Barat:

  1. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk memastikan ketersediaan toilet di dalam kelas. Langkah ini mendukung prinsip Cageur dalam bentuk lingkungan belajar yang sehat dan layak.
  2. Meningkatkan mutu guru agar adaptif terhadap perkembangan peserta didik dan mampu memahami arah pendidikan holistik. Guru adalah aktor kunci, dan perlu pelatihan berkelanjutan yang tidak hanya teknis, tetapi juga filosofis.
  3. Melarang kegiatan study tour yang membebani orang tua, digantikan dengan proyek berbasis konteks lokal: pertanian, peternakan, daur ulang, dan kewirausahaan. Ini sejalan dengan pembelajaran kontekstual dan project-based learning dalam Kurikulum Merdeka.
  4. Menghapus seremoni wisuda untuk semua jenjang, yang dianggap tidak memiliki relevansi akademik. Ini menjadi langkah berani yang menantang praktik komersialisasi pendidikan.
  5. Mempersiapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mendorong siswa membawa bekal sehat dan menabung. Asupan gizi adalah bagian dari strategi membentuk Cageur dan Singer.
  6. Melarang siswa yang belum cukup umur mengendarai kendaraan bermotor, serta mendorong penggunaan transportasi publik atau berjalan kaki.
  7. Menguatkan kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, PMR, dan Paskibra sebagai sarana penanaman wawasan kebangsaan. Ini adalah langkah penting untuk membentuk Bageur dan Bener.
  8. Menerapkan pembinaan khusus bagi siswa dengan perilaku menyimpang, melalui kerja sama dengan TNI, Polri, dan orang tua. Ini merupakan pendekatan intervensi kolektif yang perlu dijaga agar tetap edukatif, bukan represif.
  9. Menguatkan pendidikan agama dan spiritualitas, sebagai penopang utama dalam pembentukan karakter moral dan identitas.

Refleksi Kritis dan Solusi Jangka Panjang

Kebijakan Gapura Panca Waluya sangat progresif dan menyentuh akar persoalan pendidikan yang selama ini terlalu terfokus pada pencapaian angka dan ujian. Namun demikian, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya:

  • Pemerataan fasilitas pendidikan: Banyak sekolah, terutama di pelosok, masih kekurangan toilet, perpustakaan, dan ruang belajar memadai.
  • Kesenjangan kapasitas guru: Tidak semua guru siap secara pedagogis maupun psikologis untuk menerapkan pendekatan holistik ini.
  • Resistensi budaya dan kebiasaan lama: Pelarangan wisuda dan study tour mungkin mendapat penolakan dari sebagian masyarakat.

Sebagai solusi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu:

  • Menyediakan pelatihan komprehensif untuk guru tentang pembelajaran berbasis karakter dan proyek.
  • Mengembangkan sistem monitoring digital berbasis sekolah untuk mengukur dampak penerapan Panca Waluya.
  • Memberikan insentif untuk sekolah yang berhasil menjalankan kebijakan ini secara efektif, agar dapat menjadi role model bagi sekolah lain.

Menjadi Gerbang Menuju Pendidikan yang Membebaskan dan Memanusiakan

Gapura Panca Waluya adalah pintu masuk menuju pendidikan yang benar-benar memanusiakan manusia. Ia bukan hanya tentang sekolah yang mengajar, tetapi tentang sekolah yang membimbing. Ia bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga kejujuran, keberanian, dan kebaikan hati. Melalui kebijakan ini, Jawa Barat tidak hanya menawarkan solusi lokal, tetapi juga memberikan inspirasi nasional tentang bagaimana pendidikan bisa berjalan dengan akar yang kuat dan sayap yang lebar.

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Surprise0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Cry0
Embarrass0
Joy0
Shy0
Previous Article Ngalaksa 2025: Warisan Budaya yang Menjadi Penggerak Ekonomi dan Jati Diri Sunda Ngalaksa 2025: Warisan Budaya yang Menjadi Penggerak Ekonomi dan Jati Diri Sunda
Next Article Jejak Perjalanan Desa: Dari Tradisi ke Inovasi Jejak Perjalanan Desa: Dari Tradisi ke Inovasi
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Artikel Berita
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Artikel Berita
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Artikel Berita
Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global
Artikel Misteri

Trending

Stay Connected

5.8kLike
4kFollow
571Subscribe
678Follow

You Might also Like

Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat
BeritaNasionalPendidikan

Siswa Jabar akan Masuk Sekolah Jam 06.30, Kemendikdasmen Beri Tiga Syarat

Juni 6, 2025
Opini

Ekonomi Pancasila: Lebih dari Sekadar Slogan, Sebuah Peta Jalan Menuju Kesejahteraan

Juni 6, 2025
Barak Militer ala Dedi Mulyadi
Opini

Barak Militer ala Dedi Mulyadi

Mei 25, 2025
OpiniPendidikan

Menyusun Kurikulum dengan Otak, Melaksanakannya dengan Nyali

Mei 15, 2025
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?