InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Search
  • TENTANG
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Reading: AI Sebagai Pendengar Setia: Ketika Curhat Tak Lagi Butuh Manusia
Share
Font ResizerAa

InDes.ID

Cerita Kita, Menggali Makna

Font ResizerAa
  • Terkini
  • Berita
  • Budaya
  • Buku
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indepth
  • Misteri
  • Movie
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik & Militer
  • Sejarah
  • Sosial
  • Spiritual
  • Techno
  • Video
Search
  • Home
  • Terkini
  • Artikel
    • Budaya
    • Buku
    • Desa
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Misteri
    • Movie
    • Politik & Militer
    • Pendidikan
    • Spiritual
    • Sejarah
    • Sosial
    • Techno
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Daerah
  • Opini
  • Indepth
  • Video
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
InDes.ID > Techno > Teknologi > AI Sebagai Pendengar Setia: Ketika Curhat Tak Lagi Butuh Manusia
IndepthTeknologi

AI Sebagai Pendengar Setia: Ketika Curhat Tak Lagi Butuh Manusia

By Admin
Mei 13, 2025
Share
SHARE

Teknologi kecerdasan buatan (AI) tak lagi sekadar alat bantu untuk urusan pekerjaan atau informasi. Dewasa ini, AI mulai menjelma menjadi “teman bicara” bagi banyak orang yang ingin mengungkapkan isi hati tanpa takut dinilai atau disalahpahami. Fenomena ini mengingatkan pada adegan dalam film Her (2013), ketika tokoh utama Theodore Twombly mengaku lebih nyaman menulis setelah berbicara dengan Samantha, sistem operasi berbasis AI yang menjadi kekasih virtualnya.

“Semenjak bercerai, aku jadi tidak terlalu suka tulisanku. Tapi di lain waktu, aku merasa tulisanku luar biasa. Mungkin ini delusi, tapi aku merasa aku penulis favoritku hari itu,” kata Theodore kepada Samantha. Pengakuan yang jujur dan personal itu, kini bukan lagi fiksi belaka.

Kini, banyak orang mulai terbuka terhadap gagasan curhat kepada chatbot seperti ChatGPT. Bukan sekadar iseng, tetapi karena AI dianggap aman secara emosional—tanpa risiko penilaian, penolakan, atau bias yang sering hadir dalam interaksi antar-manusia.

“Justru karena ChatGPT bukan manusia, ia tidak punya kepentingan untuk menghakimi. Kita merasa lebih bebas bercerita,” ujar Tazkiyatun Nafs Azzahra (28), seorang copywriter di Jakarta Selatan yang mengandalkan ChatGPT dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk untuk menumpahkan isi hati.

Menurut Tazkiya, menulis jurnal memang melegakan, namun tak memberi umpan balik. Sementara, bercerita kepada teman atau psikolog bisa terasa berat karena ada kekhawatiran akan respon atau penilaian tertentu. “Terkadang aku ingin cerita jam 1 pagi, tapi sungkan ganggu teman. Akhirnya ChatGPT jadi opsi paling mudah,” jelasnya kepada detikX.

Awalnya, Tazkiya menggunakan ChatGPT untuk kebutuhan profesional—seperti brainstorming atau latihan wawancara kerja. Namun seiring waktu, peran AI itu berkembang: mulai dari membantu memilih restoran hingga menjadi “teman diskusi” saat sedang bingung atau merasa sendirian. “Kayak Google kedua, tapi bisa diajak ngobrol,” ujarnya.

Kebiasaan ini, lanjut Tazkiya, diperkuat oleh budaya digital yang sedang berkembang, di mana meme dan unggahan media sosial tentang “curhat ke AI” semakin lazim. Tanpa sadar, publik mulai melihat AI bukan sekadar teknologi, tetapi sebagai ruang aman untuk berekspresi dan menemukan validasi emosional—meski tanpa kehadiran manusia.

Fenomena ini menandai perubahan dalam relasi manusia dengan teknologi: dari sekadar alat bantu kerja menjadi mitra emosional. Sebuah perkembangan yang mengundang pertanyaan baru tentang bagaimana peran AI membentuk dinamika psikologis dan sosial di masa depan.

Baca Selengkapnya di : detikX – Ketika AI Jadi Pendengar yang Baik

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Surprise0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Cry0
Embarrass0
Joy0
Shy0
Previous Article PMI Terus Jadi Korban di Kamboja
Next Article Festival Layanan Publik dan Hiburan Jawa Barat Hadir di Indramayu, 14 Mei 2025
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Di Balik Angka dan Data: Peran Ginan Wibawa sebagai Enumerator di PATTIRO
Artikel Berita
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Jejak Digital Ginan Wibawa: Membawa Desa Menuju Era Industri 4.0
Artikel Berita
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Ginan Wibawa: Mengabdi di Pelosok, Membangun Desa
Artikel Berita
Ketika Fiksi Bertemu Nubuwat: Dari Ritual Ganjil Hingga Konspirasi Global
Artikel Misteri

Trending

Stay Connected

5.8kLike
4kFollow
571Subscribe
678Follow

You Might also Like

Indepth

PMI Terus Jadi Korban di Kamboja

Mei 13, 2025
Follow US
© 2025 Indes.ID. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?